Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, pada tanggal 30 Agustus 2010 sesuai dengan yang dimuat di media cetak, kami terpilih sebagai wirausaha bentoel 2010 dalam program lelaki sejati pengobar inspirasi mewakili jabodetabek. Tahun ini pemenang lomba ada 4 orang mewakili 4 wilayah yaitu : jawa timur, jawa tengah, jawa barat dan jabodetabek.
Sebenarnya kami masih jauh dari pantas untuk mendapatkan gelar itu, tetapi mungkin karena pilihan pemirsa jatuh sama saya dan mungkin juga banyak wirausaha muda yang belum mengetahui informasi ini sehingga tidak ada yang mengusulkan, sehingga pilihan jatuh kepada saya,
Untuk mendapat dukungan yang luar biasa ini tak lepas dari berbagai pihak yang dengan aktif mengajak temen, kerabat, sodara dan handai tolan untuk mengirimkan sms.
Oleh karenma itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Istri tercinta, yang mana tanpa lelah dan aktif mendampingi saya dan selalu menyejukkan hati pada saat kondisi genting.
2. Elu adik tercinta yang telah mendukung dan menterjemahkan program - progamku
3. Ibu Madiun, Ibu Brebes dan keluarga besarku atas doa dan dukungannya.
4. Keluarga besar Hernadhi Jaya Karpet mulai dari karyawan dan ribuan distributor dan pelanggan yang dengan ikhlas memberikan dukungan sms.
5. Temen - temen Ex Patigat dimanapun berada
6. Keluarga besar Karyawan dan Managemen KabelMetal Indonesia
7. Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate
8. Keluarga besar dan temen - temen SMA 1 Geger Madiun.
9. Keluarga besar GEPALASA PAREANOM pencinta alam Madiun.
10. Temen - temen FB dimanapun berada.
11. Ketua RT 09 dan RW 29 beserta warga Pondok Ungu Permai Sektor V.
12. Pengurus Masjid ar rohmah
13. Keluarga besar pedagang, pengelola, sekurity Marrakash Square
Dan seluruh handai tolan yang tidak bisa kami sebut satu persatu.
Inilah Empat Lelaki Sejati Pengobar Inspirasi 2010
Pilihan terfavorit pembaca dari ribuan rekomendasi di empat wilayah Pulau Jawa yang berhasil melewati tahapan seleksi ketat sejak Maret-Agustus 20JO
Heru Purnomo dilahirkan di Madiun 25 April 1974. Selepas SMA di Madiun, dia melanjutkan pendidikannya di PATICAT (Pendidikan Ahli Teknik Cajah Tunggal, sekarang, Politeknik Gajah
Tunggal), milik konglomerat Syamsul Nursalim dengan sistem pendidikan ikatan dinas. Usai kuliah Heru ditempatkan di PT. Kabel Metal Indonesia, Jakarta Timur, salah satu perusahaan Gajah Tunggal Group.
Melonjaknya harga barang-barang kebutuhan hidup membuat Heru cukup kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Namun dia tidak menyerah pada keadaan ini. Untuk menambah penghasilan dia menekuni berbagai macam usaha MLM seperti CNI, Ahadnet, DBS, dan BMW.
Pengalaman bisnis MLM, mengikuti seminar-seminar wirausaha dan membaca buku-buku motivasi menyentak kesadaran Heru bahwa untuk menjadi orang sukses kita harus kreatif dan inovatif. Untuk mendapatkan ide-ide kreatif itu, setiap hari libur dia selalu menyempatkan diri jalan-jalan ke sentra-sentra bisnis di Jakarta. Hingga pada suatu waktu dia tertarik untuk berjualan karpet
Semua cara promosi dipakainya untuk menjual barang dagangannya, mulai dari berdagang keliling, menyebarkan brosur sampai dengan memasang spanduk Dengan teknik-teknik ini usahanya terus berkembang sehingga dari sedikit keuntungan itu dia bisa mengontrak toko tempat usaha. Setelah semua sarana promosi diterapkan, tahun 2007 Heru memasarkan produknya secara online di internet. Diluar dugaan, dengan cepat para pembeli datang silih berganti dari seluruh Indonesia.
Setia Furqon Kholid (22), yang biasa dipanggil Furqon, adalah seorang inspirasi pembangkit motivasi (Inspiring Motivator) termuda yang telahmenginspirasi lebih dari 35.000 orang di berbagai kelas pelatihan yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Dia juga meraih beasiswa mahasiswa berprestasi, juara lomba Essay Univeristas Pendidikan Indonesia (UPD dan saat ini menjabat sebagai direktur dari berbagai usaha seperti Setia Training Center, Rumah Karya Publishing dan Setia Net yang didirikannya untuk mendukung kegiatan-kegiatannya.
Semuda itu Furqon telah mempunyai banyak kegiatan positif yang patut diacungi jempol dan diteladani oleh kaum muda lainnya. Disaat teman-temannya asyik bergaul, Furqon terus membangun bisnis dan menambah pengalamannya dengan menjadi motivator di berbagai acara di seluruh Indonesia. Ia juga mendirikan Setia Training Center, yaitu suatu wadah kegiatan untuk memotivasi orang-orang agar dapat meraih sukses yang seimbang dalam kehidupan. Metode yang dilakukan dengan mengaktifkan potensi untuk memaksimalkan 5 kekuatan dalam diri yaitu kekuatan spiritual (spiritual power), kekuatan emosional (emotional power), kekuatan keuangan (true financial power), kekuatan intelektual (intellectual power) dan kekuatan bertindak (action power), sehingga menjadi generasi yang memiliki prestasi tinggi untuk kemajuan bangsa.
Perjalanan kesuksesan Muntohar memang tak disangka sebelumnya. Maklum, perjalanan priakelahiran Demak 5 Agustus 1973 ini semula sangatberliku-liku. Ia hanya sempat mengenyam pendidikan tingkat SLTP. Bahkan, baru kelas 2, yang bersangkutan sudah keluar dari sekolah. Dia memilih bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya yang sangat pas-pasan, ketika itu orang tuanyahanyalah petani kecil discbuah kampung di RT 4 RW 4, Desa Bulusari. Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Pada 1992, dia merantau ke Jogjakarta. Hanya berbekal uang transport sebesar Rp 20 ribu. Muntohar sampai di Jogja. Di Kota Gudeg itu, dia tidak tahu pasti harus kemana dan bekerja apa. Setelah mengembara beberapa lama, ia akhirnya bekerja di sebuah toko keliling yang menjual teh botol.
Dalam perkembangan, tepatnya pada 1995, Muntohar mulai berjualan bakso sendiri. Gerobak bakso miliknya diberi nama "Kondang Roso". Berbekal dari ilmu mertuanya, ia bertekad mandiri untuk membangun ekonomi keluarganya. "Modal saya berjualan bakso hanya sebesar Rp 250 ribu," ujarnya. Usahanya terus berkibar dan pada tahun 1997, Muntohar mengembangkan usaha lain yaitu usaha mainan anak-anak keliling. Dengan modal hasil mengumpulkan penjualan bakso sebesar Rp 20 juta. Muntohar membuat mainan kereta mini. Mainan itu diwujudkan setelah dirinya terinspirasi kala melihat keramaian di pasar malam.
Setiap kali kita melangkah ke tempat-tempat wisata atau berkelana di kota lain, pasti yang kita cariterlebih dahulu sebelum kembali pulangadalah cinderamata. Entah itu berupa makanan khas, gantungan kunci, baju, pemantikapi, mug, atau bahkan barang antik. Hal ini menyita perhatianToto Fibri Karuniawan, pemuda Tulungagung ini menciptakan cinderamata khas daerahnya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Sebelum mempunyai gagasan yang kim menjadi lapangan pekerjaannya, pemuda seder hana ini bekerja di perusahaan media selama 15 tahun. "Saya pernah jadi seorang office boy, kemudian sebagai customer service, dan yang terakhir menjadi petugas admin data yang menangani masalah oplah surat kabar dan omset. Bekerja di Surabaya membuat saya mempunyai banyak kenalan, pengalaman serta belajar hal-hal baru yang belum pernah saya pelajari sebelumnya", tutur Toto. Pria hitam manis ini pun mengambil langkah besar untuk menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Toko Gadhe Tjinderamata Toeloengagoeng yang dikelola oleh Toto, awalnya hanyalah ide untuk membuat kaos sebagai oleh-oleh bagi orang yang telah berkunjung ke Tulungagung, tapi, ide tersebut terus berkembang seiring perjalanan waktu. Tidak hanya kaos, sekarang Toko itu juga memproduksi; mug, pin, tas, vandel dan juga gantungan kunci. Dengan 15 desain kaos yang berbeda dan 8 warna yang menarik ternyata menjadi minat tersendiri bagi para wiasatawan.**
Dikutib dari :http://www.cuwelamomang.com
Heru Purnomo, Sukses dengan Modal Nekat
Menjadi pengusaha sukses bukanlah monopoli sekelompok orang tertentu saja, tetapi terbuka bagi siapa saja yang mau berusaha. Itulah yang dibuktikan oleh Heru Purnomo, seorang pedagang karpet sukses di Bekasi, Jawa Barat.
Betapa tidak, dengan hanya bermodalkan dengkul, pria ini berhasil membangun dan mengembangkan bisnis karpet beromzet ratusan juta rupiah per bulan. Padahal, sejak kecil dulu tak pernah terlintas sedikit pun di benaknya untuk menjadi seorang pedagang, apalagi di Jakarta yang menjadi jantungnya bisnis di Indonesia.
Heru Purnomo dilahirkan di Madiun 25 April 1974. Cita-citanya sejak kecil hingga duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya ingin menjadi sarjana pertanian. Karena itu, selepas SMA tahun 1993, Heru mengikuti UMPTN mengambil jurusan teknik pertanian. Namun nasib berkata lain. Dia hanya diterima di pilihan ketiganya yaitu Fakultas Ekonomi UNS Surakarta.
Heru sempat mengikuti kuliah 2 minggu di UNS, karena pada tahun yang sama dia juga lulus seleksi di PATIGAT ( Pendidikan Ahli Teknik Gajah Tunggal, sekarang, Politeknik Gajah Tunggal). Selesai kuliah Heru ditempatkan di PT. Kabel Metal Indonesia, Jakarta Timur , salah satu perusahaan Gajah Tunggal Group.
Tahun 1999, Heru menikahi Nana Nadhifah. Mereka mengontrak sebuah rumah kecil di Pulogebang hingga tahun 2002. Melonjaknya harga barang-barang kebutuhan hidup membuat Heru cukup kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Namun tidak menyerah pada keadaan ini.
”Saya tidak mengeluh, apalagi menyerah. Sebagai lelaki, saya harus berusaha dan banyak akal. Itu yang ada di benak saya saat itu. Karena itu, saya menekuni berbagai macam usaha MLM seperti CNI, Ahadnet, DBS, dan BMW. Istri saya pun mulai berjualan garmen keliling perumahan,” ujarnya.
Kreatif & Inovatif
Pengalaman mengikuti bisnis MLM, mengikuti seminar-seminar wirausaha dan membaca buku-buku motivasi menyentak kesadaran Heru bahwa untuk menjadi orang sukses kita harus kreatif (banyak akal), inovatif dan berguna bagi sesama. Untuk mendapatkan ide-ide kreatif itu, setiap hari libur dia selalu menyempatkan jalan-jalan di sentra-sentra bisnis di Jakarta, hingga pada suatu waktu dia tertarik untuk berjualan karpet.
Heru pun mencoba mengutak-atik keuntungan jika nanti berusaha berdagang karpet. “Luar biasa, labanya sangat menggiurkan. Bayangkan, jika satu karpet untungnya hingga 50% lebih, bagaimana kalau 10 karpet, 100 karpet, 1000 karpet, bahkan berkontainer-kontainer?.”
Kalkulasi laba yang besar ini membuat Heru dengan cepat memutuskan untuk mulai menekuni bisnis ini. Sayangnya saat itu dia tidak punya modal sedikit pun sehingga impian itu bagaikan pungguk merindukan bulan. Namun sekali lagi dia tidak menyerah. “Lelaki harus banyak akalnya, asalkan tetap berada di koridor alias tidak melawan hukum. Malam itu saya mencoba menawarkan bisnis karpet ini pada Bu Dedi, tetangga sebelah rumahku. Saya berhasil meyakinkan pembagian labanya. Besoknya dia mulai membantu dana usaha sebesar Rp 900.000 untuk membeli karpet pesanan sebanyak 4 pcs.”
Keempat karpet ini tidak langsung dikirim Heru kepada para pemesannya. Dia membawanya ke Marakash, menggelar dan menawarkannya pada orang-orang, namun tidak boleh dibeli. Banyak orang terheran-heran dengan metode jualannya ini.
“Dengan metode ini saya ingin agar orang-orang pesan dulu dengan memberi DP atau uang muka karena saya tidak punya modal lagi untuk menambah dagangan saya. Ternyata strategi saya berhasil. Banyak orang memesan karpet dengan memberi uang muka. Bahkan ada juga yang langsung lunas, padahal karpetnya belum ada. Cara ini terus berulang –ulang hingga saya bisa belanja karpet di atas Rp 10 juta. Kemudian dari sedikit keuntungan itu saya bisa mengontrak toko tempat usaha sekaligus meyakinkan pembeli bahwa usaha yang saya kelola berjalan dengan baik.”
Setelah semua sarana promosi diterapkan (berdagang keliling, menyebarkan brosur dan memasang spanduk), tahun 2007 Heru memasarkan produknya secara online di internet. Diluar dugaan, dengan cepat para pembeli datang silih berganti dari seluruh Indonesia. Bahkan ada pemesanan dari Kedubes RI di Amerika Serikat.
Semi MLM
Saat ini Heru sudah memiliki beberapa outlet yang tersebar di beberapa titik seperti Marakash (Pondok Ungu), Tambun, Bulak Kapal, Purwokerto dan Madiun dengan brand HJ Karpet. Pelanggan yang menjadi member HJ Karpet sudah mencapai lebih dari 1000 orang. Tak hanya para pedagang yang membeli secara grosir dan eceran, pelanggan HJ Carpet juga mencakup kantor dan perusahaan (Mustika Ratu, Inkopad), serta hotel-hotel (Shangrilla, Novotel, Oasis Amir).
Tentang kesuksesan bisnis nya ini, Heru mengakui sistem bisnis MLM-lah yang menginspirasinya. Tapi dia tidak menerapkan sistem ini secara murni karena belanja di HJ Karpet tidak mengenal sistem downline dan pembeleian minimum. “Pengalaman bisnis MLM saya terapkan di usaha ini dengan membentuk jaringan usaha. Saya merekrut ibu-ibu atau kelompok arisan menjadi distributor usaha saya. Kini yang menjual karpet-karpet saya adalah sistem, bukan lagi door to door manual alias tradisional.”
Dengan sistem ini omzet Heru kini sudah tembus Rp 10 juta lebih per hari. Dari omzet ini, Heru menghidupi 13 karyawan dengan fasilitas terjamin seperti gaji, uang makan, bonus, kontrak rumah, sepeda motor dan mudik bareng gratis. Pesatnya perkembangan bisnis ini membuat Heru memutuskan pensiun dini dari PT. Kabel Metal Indonesia pada awal 2010 ini agar lebih fokus lagi pada usahanya. (harry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar ANDA :